Resensi Buku

Sekilas Tentang Negeri 5 Menara

Pertama kali terpesona ketika sang penulis Ahmad fuadi hadir dalam talk show kick andy di metro tv. penulis menceritakan bagaimana kisah dalam novelnya adalah pengalaman hidup pribadi yang penuh perjuangan dan dikelilingi motivator-motivator ulung.

Buku ini adalah buku pertama dari sebuah trilologi. Sebuah novel inspiratif tentang dunia nyata, pengalaman hidup dari awal hingga menuai kesuksesan. Seperti pembuka buku ini :
Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkanlah negerimu dan tinggallah di negeri orang
Merantaulah, kau akan mendapatkan penggati dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Penggalan syair milik Ulama terkenal Imam syafii' menjadi satu dari sekian banyak kata-kata motivasi yang ada pada buku Negeri 5 Menara. Pengalaman selama di Pondok Modern Gontor hingga negeri paman sam membuat alur cerita menjadi menarik untuk di baca. Permainan watak yang memang terinspirasi dari sosok asli penulis dan kawan-kawannya. latar, suasana ataupun tempat sungguh detail.

Ahmad Fuadi sendiri lahir di bayur, sebuah kampung kecil yang dekat dengan kampung Buya Hamka dengan hamparan danau maninjau merantau ke Jawa dan bersekolah di Pondok Modern Gontor. Melanjutkan ke UNPAD jurusan Hubungan Internasional. Peraih 8 beasiswa ke luar negeri ini pernah menjadi wartawan Tempo  dan VOA. Kini A.Fuadi membangun komunitas menara sebuah lembaga sosial untuk membangun pendidikan yang tidak mampu dengan basis sukarelawan.

Di kisahkan, Alif  merantau meninggalkan bayur kampung kecil permai berhalamankan danau maninjau nan indah, menuju pulau jawa untuk menuntun ilmu agama. kisah luar biasanya di mulai dari alif menimba ilmu di satu pondok bernama pondok madani dan berkenalan dengan kawan dari berbagai daerah. Pengajaran di pondok madani ternyata lebih keras, disiplin dari yang dibayangkan. Sampai alif memutuskan untuk keluar di tengah jalan.

Dengan mantra Man Jadda Wajadanya. Siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses. ternyata membuat keterpaksaan alif menjadi keberuntungan. Tekadnya menjadi seperti habibie dilakoni alif bersama teman-temannya Baso dari Gowa, Said dari Surabaya, Atang dari Bandung, Raja dari Medan dan Dulmajid dari Sumenep.dengan gigih. Di bawah menara masjid sambil menunggu magrib ,sambil menatap awan dan berimajinasi bahwa awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua yang ingin mereka kunjungi. Alif dan kawan-kawannya menjulang impian besar, mereka tidak tahu kemana impian membawa mereka. Mereka hanya berani bermimpi dengan impian yang tinggi,karena mereka tahu jangan pernah meremehkan impian sebab ada Allah yang Maha Mendengar.

Buku ini seperti propaganda, karena anda akan sodori kata-kata inspiratif yang membuat anda terpacu untuk meraih impian. Dengan permainan bahasa di setiap lini,yang sederhana tetapi memukau, penjabaran tempat dan suasana serta waktu dengan rinci. Permainan alur maju mundur membuat anda dengan sabar membaca kata demi kata. Setting di mulai dari Washington Dc, Maninjau BukitTinggi, Ponorogo Jawa Timur dan London Inggris.

Salah satu kalimat yang pernah di ucapkan Said kawan Alif dari Surabaya, dikisahkan bahwa alif dan kawan-kawannya yang lain terhempas tak berdaya karena ujian di Pondok Madani yang kaya akan hapalan dan test ini itu membuat alif cs kewalahan, hingga mereka hampir meyerah, lalu Said hanya berkata kau tau kawan, orang sukses dan berhasil itu ternyata hanya cukup kerja keras sedikit saja, sedikit saja dari lawannya, tengok saja pertandingan lari, juara pertama hanya beda beberapa menit bahkan detik saja dari yang kedua, kenapa?karena untuk menang perlu sedikit saja usaha yang lebih dari orang lain.

Buku ini adalah sejarah, sejarah bagi sosok yang diceritakan, pembelajaran bagi pembaca. Negeri 5 menara merupakan kisah merajut impian dan jejak persaudaraan. gaya penulisannya yang naratif, detail seperti seseorang yang sedang bercerita kepada seorang lainnya. latar dibuat dengan sudut pandang berbeda. orang akan beranggapan bahwa bersekolah di pesantren ataupun pondok sangatlah kuno, harus bersarung, belajar ilmu agama dan terus-terusan di masjid belajar alquran.

Buku ini memberi kisah dan latar yang berbeda. di pondok Alif tidak harus memakai sarung terus, hanya waktu tertentu saja. Pembelajaran tidak hanya ilmu agama, tetapi seimbang. Alif biasa mendengarkan siaran radio berbahasa inggris dan arab, berbicara harus berbicara bahasa keduanya, dan membaca koran atau surat kabar luar negeri. Alif pun diajarkan untuk bergaul dengan orang-orang dari beda bangsa dan bahasa.

Buku Negeri 5 Menara sejak dirilis dengan cetakan pertama Juli 2009 dan cetakan kesebelas April 2011, memang pantas untuk di baca, tentunya anda penasaran, karena ini buku trilogi, kisah Alif juga akan berlanjut ke buku kedua "Ranah 3 Warna" 







Komentar

Postingan Populer