CINTA ITU BEDA

"Wanita menikahi pria dengan harapan mereka akan berubah. Pria menikahi wanita karena berharap mereka tak akan berubah. Dengan demikian masing-masing pastilah kecewa."

(Albert Einsten)


Foto : Eli Kamilah

Siapa yang tak berbunga-bunga jika kekasih hati memberikan perhatian yang hampir setiap hari. Padahal, hubungan sudah terjalin belasan, bahkan puluhan tahun. Katakanlah sudah mengarungi bahtera rumah tangga dengan lika liku hidup yang rumit, manis, bahkan hingga pahit. Namun, si dia tak berubah. Perhatiannya tetap sama, bahkan berusaha terus mengisi kekosongan pasangannya. Bukan berubah loh yak. Hanya menyesuaikan sikap agar jalinan kasih tetap harmonis.

Kalau kata pepatah mengatakan, menjalin hubungan itu mudah, merusaknya bahkan lebih mudah. Yang paling sulit adalah menjaga, merawat dan memupuk hubungan itu agar awet, harmonis dan tak berkarat.

Tapi, jika lelaki atau wanita di luar sana yang se-perfect itu, Satu berbanding sejuta mungkin. Sulit dicari :D

Jika mengeluh pasangan kita tak romantis, tak perhatian, boro-boro ngasih bunga atau ngajak makan di luar. Berdua di rumah saja sudah saling cuek-cuekan. Penyebabnya bisa beragam. Anak, kerjaan, hingga ME TIME ONLINE!!! Yang terakhirlah sepertinya “penyakit yang sering hinggap pada siapapun.”. Termasuk pasangan.

“Yang dekat dijauhkan, dan yang jauh didekatkan” itu DUMAY alias dunia maya. Kalau kasarnya mungkin, yang dekat dicuekan, dan yang jauh berusaha di kasih perhatian.

Terus kalau pasangan kita sama kaya di atas, piye toh?

Hela nafas dan berhenti sejenak. Ingat-ingat ada tidak sikapnya yang pernah membuat kita tersenyum. Ingat-ingat apa yang sudah dia berikan pada kita. Ingat pula bagaimana tanggung jawabnya selama ini? Jika sudah silakan berpikir kembali.

Layakkah kita bersyukur mempunyai pasangan hidup seperti dia?
Jika menuntut sempurna, bagaimana dengan kita? Layakkah kita untuknya? Ataupun sebaliknya?

Dia memang tak romantis, dan sikapnya juga cuek bebek. Saya beri nama itu cinta berbeda. Perhatiannya beda dengan yang lain. Cara memanjakan istri dan anak-anaknya beda dengan yang lain. Atau bahkan dia memberikan kepercayaan lebih dari siapapun di keluarganya kepada kita. Menghargai kita sebagai ibu anak-anaknya, dan mencukupi kebutuhan kita dan anak-anaknya. Apakah ini lantas tidak patut disyukuri?

Meski, wanita itu memang butuh bahu untuk bersandar, dan telinga untuk menjadi pendengar. BUTUH dan SERING :D. xixixi

Contoh terbaik ada pada sang Nabi. Muhammad SAW. Ketika seseorang berbicara padanya, beliau dengan sigap menghadapkan badannya ke lawan bicara, dan membuka lebar telinganya. Jika para lelaki, atau suami bisa menjadi pendengar saja (mungkin tanpa komentar. Hihi. Karena pasti serba salah kalau dikomentari :D) aman sentosalah. Hehehe

Bagi pria hal remeh temeh tidak perlu diceritakan, namun bagi sebagian wanita (kebanyakan :D) hal sekecil apapun IMPORTANT alias PENTING dibahas.

Melihat pasangan kita selalu tersenyum, bahagia bukan? Dan rumah akan aman sentosa, ketika si nyonya bahagia J

Saya kira berdamai dengan kekurangan pasangan, sibuk memperbaiki diri,  bisa mengobati kecuekan kronis para suami :D Dibalik kekurangan pastilah ada kelebihan. 

-Salam-






































Komentar

  1. Duhhh bahasannya berat.. cinta itu memang beda.. kalau sama mah kembar namanya.. wkwkwkwk.. *ngelantur tengah malam*

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer