Ketika Dewasa Menjadi Pilihan

tak sengaja membaca postingan kawan dari dunia maya "Tua itu pasti dan Dewasa adalah sebuah pilihan." Anda setuju dengan ungkapan seperti itu?! Bagi saya ungkapan ini seperti busur panah yang menancap langsung ke sasaran. Kenapa? Karena banyak sekali orang yang menganggap dirinya dewasa, namun tidak sama sekali mencerminkan kedewasaan yang seharusnya.

Dewasa bagi saya tak perlu diminta, itu adalah pilihan hidup setiap orang. Menjadi tua, bukankah memang seharusnya terjadi pada diri setiap manusia. Uban dan kerentaan adalah dua hal sebagai pertanda kita menjadi tua. Tua memang bukan patokan setiap manusia menuju kematiannya, karena kematian bisa hinggap tidak hanya pada yang tua, tetapi pada yang muda, kecil ataupun besar.

Pengertian dewasa pun beragam. Persepsi satu orang akan berbeda dengan persepsi yang lain. Ada yang mensejajarkan dewasa dengan usia dan Dewasa dengan kematangan pemikiran serta dengan segala perbuatan bijaknya. Lalu kemanakah kita?Sudah dewasakah kita?Apa keuntungan dan kekurangan jika kita memilih dewasa ataupun tidak? Pertanyaan ini memang sering muncul dibenak saya, sudah dewasakah saya?

Dewasa karena usia, tidak perlu memikirkan banyak hal. Dalam artian banyak manusia yang usianya bertambah atau menjadi tua namun pemikiran dan segala tindak tanduknya tidak menjadikannya bijaksana dan arif. Lalu Dewasa dengan kematangan pikiran. Ini perbedaan dengan dewasa karena usia. Bisa jadi Anda termasuk manusia muda tetapi pemikiran jauh ke depan. Berpikir lebih sistematis, menilai lebih bijak, menganalisis dengan ilmu, tidak gegabah dan sangat perencana. Dewasa karena kematangan pemikiran, menjadikan setiap orang mampu memandang masalah sebagai manusia dewasa, walaupun usia masih sangat belia.

Egosime adalah musuh terbesar kedewasaan. Karena bagi saya ketika dewasa adalah pilihan maka Ego yang ada perlu dikendalikan dengan lebih bijaksana. Ego yang tidak melukai egonya orang lain, yang tidak menyinggung dan berbenturan dengan ego lainnya.

Komentar

Postingan Populer