THE HELP




Ingat film The Help?

The Help adalah film drama tahun 2011. Film itu diadaptasi dari novel dengan nama yang sama karya Kathryn Stockett. Film yang menceritakan dua pembantu rumah tangga berkulit hitam, yang bekerja dengan majikan kulit putih. Film yang berlatar tahun 60an, mengambil tempat di Jackson, Mississippi.
Cerita bermula dari seorang wanita muda kulit putih, Eugenia "Skeeter" Phelan, yang merupakan seorang penulis. Dia memutuskan untuk menulis sebuah buku kontroversial dari sudut pandang Pekerja Rumah Tangga (The Help). Film ini mengungkapkan rasisme mereka yang harus bekerja untuk keluarga kulit putih.
Berbagai penindasaan dari sang majikan yang menanggap rendah PRT berkulit hitam diracik sempurna sang sutradara. Intrik intriknya pun ciamik abis.\

****
Kalau sudah nonton filmnya, pasti ngga nyesel untuk bisa nonton lagi. Film ini mengingatkan saya kembali pada jasa The Help alias Pekerja Rumah Tangga (PRT). Saya pun menggunakan jasa mereka untuk mengasuh dua putra kami.  Banyak hal yang bisa saya pelajari dari mereka. Pun banyak hal yang ada pada mereka membuat saya takjub, Wow gitu, bahkan kecele alias kecewa :D
Saya pernah mendapatkan The Help, yang menurut saya amazing. Kerjanya gesit, mengasuh anak juga telaten. Walau sayang hanya beberapa bulan saja. Tapi, si nona saya panggil begitu saja, tak pernah mengeluh dengan kerjaannya. Padahal kerjaan saya dan suami bukan kerjaan office hour alias jam kantor. Etos kerjanya juga membuat saya kagum. Tanpa sadar, saya tiru apa yang menjadi kebiasaannya ketika bekerja.

Si nona tepat waktu. Jam kantor saya dan suami seringkali berbeda, dari pagi bisa nyampe malam. Masuk siang ke pagi. Pagi bisa pulang lebih awal. Serba tak menentu. Namun si Nona dengan kerjaan yang menumpuk, mampu loh memenj itu (Saat itu kerjaan saya dan suami sedang sibuk sibuknya, jadi tak bisa bantu dia 

Pernah ada teman yang mengeluh. “PRT sekarang banyak maunya. Kerja minta ini itu, fasilitas minta duluan tapi kerjaan ngga pernah beres.” Ok, fasilitas kita kasih, kerja kita ringanin seringan mungkin, tapi kalau lagi sibuk, ya, harus mengertilah. Paling penting adalah semua beres. Jaga anak bener.

Well … Alasannya, bukan karena memandang rendah mereka. Tetapi terkadang, apa yang sudah kita berikan. Semisal, meringankan jam kerjanya, memberikan kelonggaran waktu, memberikan bonus, ataupun menolong sebisa kita untuk membantu keuangan dia, ketika dia butuh. Seringkali ujung-ujungnya kok kaya gigit dari belakang yak _saya ditipu abis-abisan :(

Apapun saya kasih, toh saya anggap dia seperti keluarga. Masa seh yoo kita ngga perlakukan baik, orang yang bantuin menjaga anak kita, yang paling paling berharga untuk Ayah Bundanya. 

Ya sudah, ikhlaslah. Saya yakin banyak di luar sana, yang membutuhkan pekerjaan, seperti saya yang membutuhkan jasa mereka. Niat saya baik, saya juga buruh, dan tak akan memperlakukan mereka seperti buruh juga. Mereka teman, partner, sekaligus asisten handal yang sanggup bantu kita. 

Sampai detik ini pun saya masih mencari parter untuk membantu saya mengasuh buat hati, dan membereskan gubuk kami.


Komentar

Postingan Populer