Ketika Kabin Germanwings Senyap


Ilustrasi Pesawat Germanwings
                                  
Media Jerman dan Perancis mengaku menerima rekaman video detik-detik terakhir pesawat Germanwings sebelum menabrak lereng pegunungan Alpen.

Rekaman ini diduga berasal dari salah satu ponsel yang ditemukan di antara puing-puing Germanwings. Majalah Paris Match di Perancis dan koran Bild (BIJ) di Jerman tidak mempublikasikan video rekaman tersebut, namun menuturkannya dalam sebuah tulisan.

Kedua media menyatakan bahwa rekaman itu menggambarkan hiruk-pikuk dan terikan di dalam kabin, sesaat sebelum pesawat tersebut menabrak pegunungan Alpen. Selain itu, terdengar juga suara hantaman besi lebih dari tiga kali. Diduga kuat, suara ini berasal dari pilot yang mencoba mendobrak pintu kokpit yang dikunci oleh kopilot Andreas Lubitz.  Setelah itu,  video tersebut menunjukkan guncangan hebat, hingga teriakan penumpang terdengar semakin kencang, tak lama kemudian senyap. Pesawat Germanwings menabrak Alpen dengan kecepatan 700 km/jam pada Selasa pekan lalu. Sebanyak 150 orang di dalamnya tewas.  

Catatan itu diambil dari CNN Indonesia hari ini. Sungguh mengerikan membayangkan bagaimana kondisi dalam pesawat. Meskipun otoritas setempat menyangkal hal tersebut.

Badan penyidik kecelakaan pesawat Perancis, BEA, membantah ditemukannya rekaman video dari ponsel tersebut. Juru bicara kepolisian Perancis, Jean-Marc Menichini, mengatakan bahwa laporan dua media tersebut "salah" dan "tidak terjamin." Menichini memang mengakui banyak ponsel yang dikumpulkan dari puing-puing, namun belum ada yang dipublikasikan isinya. Dia mengatakan, ponsel-ponsel itu akan dikirim ke Institut Riset Kriminal di Rosny sous-Bois, dekat Paris, untuk diteliti.

Sementara infomasi dari media asing lainnya, terutama yang merilis hasil penyelidikan Perekam Suara Kokpit atau CVR pesawat menyebutkan bahwa ada suara-suara dobrakan pintu kokpit.

Pilot yang menerbangkan pesawat Germanwings yang jatuh di pegunungan Alpen, dilaporkan tidak bisa masuk ke ruang kendali pesawat atau kokpit. Laporan-laporan menyebutkan temuan awal dari kotak hitam perekam suara kokpit memberi kesan bahwa pilot berupaya keras untuk masuk kembali ke kokpit. Pesawat Airbus A320 dengan perjalanan dari Barcelona ke Dusseldorf itu jatuh di pegunungan Alpen Prancis dan seluruh 150 orang di dalamnya tewas. Harian The New York Times mengutip seorang penyidik yang tidak disebutkan namanya bahwa salah seorang dari pilot ke luar dari kokpit namun tidak bisa masuk kembali masuk. Satu kotak hitam perekam suara di kokpit sudah ditemukan namun satu lagi belum. Direktor Badan Penyelidik Penerbangan Prancis, Remi Jouty, mengatakan dia berharap penyidik bisa mendapatkan kesimpulan awal dalam beberapa hari namun analisis menyeluruh membutuhkan waktu berminggu-minggu atau beberapa bulan.

Penyelidikan terus dilakukan otoritas setempat. Mereka memastikan tak ada aksi teroris didalamnya. Namun mereka menduga pesawat sengaja dijatuhkan.

Sang kopilot menjadi sorotan, setelah salah satu perangkat Black Box yakni Perekam Suara Kokpit atau CVR membuktikan ada unsur kesengajaan yang dilakukan kopilot Germanwings, Andreas Lubitz. Sementara itu, Flight Data Recorder FDR atau Perekam Data Penerbangan belum ditemukan.

Jaksa Negara Jerman menyebutkan kopilot Germanwings yang diyakini sengaja menabrakkan pesawat ke lereng Gunung Alpen pernah dirawat dengan kecenderungan melakukan bunuh diri. Dia mengatakn beberapa tahun sebelum memperoleh izin pilotnya, Andreas Lubitz pernag menjalani pengobatan psikoterapi dalam periode yang cukup lama. Kantor kejaksaan, yang mengutip dokumentasi medis yang relevan sebagai dasar untuk temuan itu, menambahkan bahwa sejak periode itu Lubitz belum menunjukkan tanda-tanda perilaku bunuh diri atau kecenderungan agresif terhadap orang lain dalam kunjungan ke dokter. Pesawat Airbus A320 itu menabrak lereng Pegunungan Alpen Prancis Selasa pekan lalu, dan menewaskan 150 orang di pesawat. Peneliti percaya kopilot berusia 28 tahun itu mengunci pilot di luar kokpit dan sengaja menurunkan ketinggian pesawat.

Lubitz kecil dibesarikan di kota kecil Montabaur, sekitar 20 menit berkendara dari Kota Koblentz, Jerman. Ayahnya merupakan seorang eksekutif bisnis sukses dan ibunya merupakan guru piano yang mengajar di Klub Luftorts.

Pria ini pertama kali tertarik menjadi seorang pilot di usia 14 tahun. Kala itu dia mencoba duduk di kokpit pesawat ringan dan beberapa tahun sesudahnya, dia terbang sendiri di bawah instruksi kontrol ganda.

Dalam The Telegraph, Jumat, 27 maret 2015, Klaus Radker, Ketua klub penerbangan tempat Lubitz belajar pesawat, mengatakan pria berusia 27 tahun itu tidak pernah menunjukkan perilaku yang aneh sejak awal bergabung dengan klub tersebut.
 
Lubitz meninggalkan Montabaur pada 2007 silam ketika masih berusia 20 tahun, untuk memulai pelatihan pilot pesawat komersial di Bremen, sebelah utara Jerman.

Tahun ini, Lubitz dikabarkan seharusnya mengambil waktu istirahat karena tampak kelelahan dengan pelatihannya tersebut.

Pada saat kecelakaan pesawat Germanwings. Lubitz memang termasuk yang belum berpengalaman menerbangkan pesawat Airbus. Dia baru memiliki waktu terbang 630 jam, berbeda dengan kapten pesawat yang sudah memiliki jam terbang hingga 6.000 jam dan telah bekerja untuk Lufthansa selama 10 tahun.
  
Pilot Itu Bernama Patrick Sondheimer

Media selalu menyebut nama kopilot Andreas Lubitz dalam setiap pemberitaan terkait jatuhnya pesawat Germanwings di Pegunungan Alpen. Namun ada satu nama yang jarang disebut, yaitu kapten Patrick Sondheimer.

Patrick Sondheimer adalah pilot yang menerbang Germanwings bersama Lubitz. Dia adalah orang yang meninggalkan kokpit untuk beristirahat sejenak. Namun dia tak bisa kembali ke kemudi pesawat karena kokpit dikunci oleh kopilotnya.

Dia adalah orang, yang menurut penyelidik Prancis, beberapa kali berteriak meminta Lubitz membuka pintu kokpit. Namun tak ada jawabab dari dalam.

Patrick Sondheimer menggedor pintu kokpit. Berteriak, “buka pintunya!” Dia mengambil kampak dan berusaha menghancurkan pintu itu. Suara Patrick yang berusaha masuk terus terdengar sampai rekaman berakhir, saat pesawar hancur.

Kapten Patrick Sondheimer berusaha menyelamatkan penumpang dan awak pesawat Germanwings dengan nomor penerbangan 9525. Dia adalah pahlawan.

Patrick Sondheimer adalah ayah dengan dua anak. Dia pilot berpengalaman dengan jam terbang lebih dari 6000. Dia pernah menerbangan pesawat dari perusahaan induk Germanwings, Lufthansa selama 10 tahun dan bergabung di Germanwings pada 2014.

Tak ingin lagi ada duka, beberapa negara meminta maskapai-maskapai penerbangan menerapkan aturan bahwa pilot atau kopilot tidak boleh berada sendirian di dalam kokpit. Semisal Australia.

Pemerintah Australia menerapkan aturan penerbangan yang mewajibkan dua kru pesawat untuk selalu berada di dalam kokpit. Wakil Perdana Menteri Australia Warren Truss mengatakan jika pilot atau kopilot ke luar kokpit, seorang pramugari harus masuk ke ruang kendali pesawat tersebut. Aturan itu berlaku terhadap semua maskapai Australia pengangkut 50 penumpang atau lebih, baik penerbangan domestik maupun internasional. Para maskapai tersebut termasuk Qantas, Jetstar, Virgin Australia dan Tiger Airways Australia. Sebelumnya, aturan serupa telah diberlakukan oleh sejumlah maskapai di Eropa dan Kanada. Perubahan ini terjadi setelah muncul dugaan bahwa kopilot pesawat Germanwings 4U 9525 sengaja menurunkan pesawat saat pilot tidak berada di kokpit. Akibatnya, pesawat itu menukik tajam dan menabrak Pegunungan Alpen. (straitstimes)

Walau penyelidikan Germanwings 4U9525 yang mengarah kepada dugaan bunuh diri kopilotnya masih dugaan awal, namun peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tragedi serupa yang pernah terjadi sebelumnya.

Kejadian yang paling serius adalah kejadian yang dialami oleh maskapai SilkAir penerbangan 185 pada tahun 1997 lalu yang menewaskan seluruh 104 orang penumpang dan kru di dalamnya. Boeing 737-300 yang terbang rute Jakarta - Singapura itu jatuh ke Sungai Musi saat dalam ketinggian jelajah.

Tak ada jasad yang berhasil ditemukan utuh. Penyebab kecelakaan juga masih menjadi misteri hingga saat ini.

Dugaan Bunuh Diri

Silk Air MI185 nahas dipiloti kapten Tsu Way Ming, warga Singapura. Sementara, kopilot adalah Duncan Ward, warga Selandia Baru. Berdasarkan rekaman yang diambil dari badan pesawat, penyelidik Indonesia mempublikasikan temuan awal pada 1999 yang menyebut, tidak ada cukup bukti untuk menentukan penyebab kecelakaan.

Semenatra itu Komite Nasional Keselamatan Transportasi KNKT Indonesia mengesampingkan dugaan kegagalan mekanis dan listrik, cuaca, atau penyimpangan kontrol lalu lintas udara sebagai penyebab kecelakaan. Namun, laporan melampirkan telaah agen Amerika Serikat yang menyebut kecelakaan diduga tindakan sengaja seorang atau lebih dari satu orang dalam pesawat. Khususnya sang pilot, yang diketahui menderita kerugian besar di pasar saham di sekitar waktu terjadinya kecelakaan.

Namun, pihak SilkAir mengatakan bahwa dugaan bahwa Kapten Tsu Way Ming bunuh diri dengan menjatuhkan pesawat anyar sebagai "kabar palsu, jahat, dan sangat tidak bertanggung jawab." Mereka menyebut, kecelakaan bisa saja diakibatkan gangguan listrik progresif .

Apapun dugaannya, semoga saja para penyelidik di Jerman mampu mengungkap penyebab jatuhnya pesawat Airbus tersebut.


Sumber :
http://portalkbr.com/internasional/04-2015/pilot_itu_bernama_patrick_sondheimer/69340.html, 
CNN Indonesia, BBC, www.straitstimes.com,  channel News Asia, 
http://www.reportase5.com/inila-ko-pilot-yang-diduga-bunuh-diri-dengan-tabrakan-pesawat-germanwings-ke-gunung-apen/,
http://www.reportase5.com/inila-ko-pilot-yang-diduga-bunuh-diri-dengan-tabrakan-pesawat-germanwings-ke-gunung-apen/



Komentar

Postingan Populer