Mengenal Idola Muda Muhammad Al-Fatih "Sang Penakluk Istanbul Turki"


Lukisan Sultan Mehmed II, 1480, oleh Gentile Bellini (1429–1507). Doc. Wikipedia

Mengenal dan mempelajari sejarah membuat kita belajar dari masa lalu untuk kemajuan masa depan. Termasuk siapa sosok dibalik sejarah.

Mungkin sudah banyak yang tahu soal penaklukan konstantinopel atau sekarang Istanbul Turki. Negara di Eropa yang terbilang punya posisi strategis dalam perekonomian dunia. 

Sejarah Konstantinopel begitu fenomenal di kalangan umat Islam. Bagaimana tidak, kejatuhan pusat peradaban Romawi itu pernah diramalkan Nabi Muhammad SAW saat itu dalam hadist beliau yang berbunyi :

"Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel. Sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu." (HR. Imam Ahmad 4/235, Bukhori 139).

Hadist Nabi soal jatuhnya Konstantinopel terbukti 7 abad kemudian. Dia adalah panglima perang hebat di zamannya, Muhammad Al-Fatih. Dia berhasil menaklukan jantungnya peradaban Kristen saat itu. Di bawah komandonya, Konstantinopel akhirnya direbut pada 29 Mei 1453 selama pengepungan 53 hari. 

Muhammad Al-Fatih juga dikenal secara luas sebagai Mehmed II atau Mehmed Sang Penakluk. Dia adalah penguasa Utsmani ketujuh yang berkuasa pada 1444-1446 dan 1451-1481.

Saat menaklukan kota kekuasaan Romawi itu, Al-Fatih baru berusia 21 tahun. Seorang pemuda yang cakap dan pemberani. Tak hanya ahli dalam berperang, Al-Fatih juga mahir dalam sains, matematika & menguasai 6 bahasa.

Keinginan menaklukan Konstantinopel sudah ada sejak dia berusia 12 tahun. Dia berambisi untuk menaklukkan kota tersebut dan menjadi pemimpin Islam di sana. Keinginannya itu dipupuk dengan mempersiapkan pasukan handal Ottoman. 

Al-Fatih memilih sendiri pasukannya yang berasal dari anak-anak pilihan. Mereka anak-anak tercerdas, paling kuat fisiknya dan paling rajin beribadah. 

Pasukan terbaik sudah dipilih, Mehmed II juga menyusun strategi perang dengan teliti dan cermat. Dia mengerahkan 100.000 tentara, pasukan berkereta artileri, dan 320 kapal untuk mengepung Konstantinopel, baik melalui darat maupun laut.

Pasca dikuasai, Muhammad Al-Fatih menjadikan wilayah tersebut sebagai ibu kota dan pusat Kerajaan Utsmani. Namanya diubah menjadi Islambul artinya negara Islam (Saat ini Istanbul-red).

Gereja Ortodoks di Hagia Sophia juga diubah menjadi masjid. Dia juga membangun 57 sekolah, 59 tempat pemandian dan lebih dari 300 masjid di berbagai wilayah Utsmani.

Masjid-masjid peninggalannya yang paling terkenal adalah Masjid Sultan Muhammad II dan Jami' Ayyub Al-Anshari.

Hingga, dia wafat pada 3 Mei 1481  karena sakit pada usia 49 tahun. 

Keberanian, kecakapan dan tekadnya dalam mewujudkan mimpinya menjadi penguasa Konstantinopel menjadi sosok panutan yang perlu dicontoh. Muda dan banyak karya. Bahkan menorehkan sejarah luar biasa. Seharusnya inilah sosok idola untuk para pemuda masa kini. 

Berbagai sumber

Dimuat di cakrasuaramedia.com


Komentar

Postingan Populer