Obsesi Naik Kereta Api

Sabtu, 24 Maret 2012 rencana jalan-jalan ke Bogor terlaksana sudah. Faiq senang bukan main. Sekalipun keliling-keliling Bogor hanya dengan waktu sebentar, anusiasme Faiq tak berkurang. Rencana ini bermula ketika Faiq suka sekali dengan kereta api. Aku dan Ayahnya cuma sekali dua kali mengajaknya naik, itu pun ketika ada keperluan dari stasiun ke stasiun, masih di Jakarta. Sabtu hari itu memang cerah bukan main, beranjak siang, matahari segera mengeluarkan cahayanya yang luar biasa menyengat.

Stasiun Tanjung Barat Jakarta Selatan menjadi tujuan kami, pukul 08.00 setelah Ayahnya sarapan, kami pun berangkat. Cukup 10 menit akhirnya sampai. Dengan tiket commuter line 7000 rupiah kami  masuk. Matahari langsung menyorot tiap penumpang yang sedang menunggu keretanya. Panas dan gerah! Stasiun Tanjung Barat memang memiliki bangunan dengan atap terbuka, yang tidak sepenuhnya melindungi penumpang dari sang surya. Cuaca panas hari ini menguras keringat. Bagaimana tidak, baru pukul 08.00 pagi seperti sudah jam 12.00 siang. Entah berapa derajat panasnya Jakarta hari itu.

Kereta datang 10 menit kemudian. Ayah Faiq seperti biasa sibuk mengambil angle video yang tepat untuk merekam moment pertama Faiq naik kereta yang lumayan jauh. Kereta berhenti, suasana di dalam kereta cukup padat, namun tidak terlalu panas, karena setiap gerbong memiliki banyak sekali kipas angin yang dipasang di atas. Ya lumayanlah, udara panas bisa tereliminasi sejenak.

Sepanjang perjalanan, Faiq tak mau diam. Alhamdulillah ada yang berbaik hati memberi aku dan Faiq tempat duduk. Ayahnya berdiri mematung sambil terayun-ayun antara mengikuti irama kereta dan kantuk yang datang tiba-tiba. Seperti biasa pertanyaan Faiq selalu sama, ketika kami pergi ke mana saja. "Kapan nyampenya mu, kok lama?" tanya Faiq dengan alis berkerut. "Bogor lumayan jauh sayang, jadi perjalanannya lama." jawabku. "Kok ga berhenti-henti?" tanya Faiq kembali. "Iya,  karena belum nyampe tujuan, jadi belum boleh turun."jawabku kembali.

Di setiap pemberhentian Faiq bertanya hal yang sama. Hmmmm...harus banyak bersabar ya, kalau punya anak yang aktifnya minta ampun. Mungkin karena usianya yang baru 4 tahun masih belum paham betul apa itu jarak.  Seperti ketika petugas meminta karcis ke semua penumpang. Sama kali ya, yang sering dia baca di majalah favoritnya, Kuji and friend, Faiq pun dengan pedenya bilang, itu masinisnya ya mu?. hehehe, bukan nak, yang ini petugas karcisnya alias kondektur. Banyak pula yang tidak membawa tiket, entah lupa atau apalah, yang pasti Faiq bertanya kembali. "Kenapa tiketnya ga ada mu? "Hilang kali"jawabku. "Kenapa hilang?" tanyanya lagi. "Lupa nyimpennya Iq." "Kenapa lupa nyimpennya mu."tanyanya kembali. Hualahahhhah ... kalau lupa kan ga ada alasannya. Hmmm, kalau tak ingat ini anak kecil, mungkin aku sudah bilang, bukan lupa tapi ga bawa!heuheuhh.

Singkat cerita, kami pun sampai di Bogor. Stasiunnya lumayan padat. penumpang hilir mudik sambil tengok sana sini melihat keretanya. Bangku stasiun juga hampir terisi penuh. Keluar kereta, Ayahnya seperti biasa mencari Angle foto terbaik, sekalipun panasnya ya..ampunnn mani hottt. Ini dia foto pertama sampai di Bogor.

Senyumannya karena kepanasan, Ayahku terlalu!
Kami pun segera keluar. Tak lupa melewati pemerikasaan karcis. Seperti biasa ada saja yang tiketnya bermasalah. Jalanan yang sempit, dibagi dua jalur. Namun banyak pengendara yang nyasar alias harusnya dijalur kiri, dia ada di jalur kanan. Ya, otomatis muacetttt!!!

Berjalan sambil lirik kanan kiri. "Kita naik apa yah." tanyaku. Ayahnya cuma cengar cengir sambil celingak celinguk. "Ayo naik."katanya. Kami pun naik. "Benar neh, angkotnya." tanyaku lagi. "Ga tahu, ga yakin neh." jawabnya. Waduh walah ... bisa ke sasar kita. GUBRAK deh!!!! keliling-keliling, sampai juga kami di Kebun Raya Bogor (KRB). Tempatnya yang teduh, sejenak mengusir hawa panas dan rasa gerah dalam tubuh. Tetapi setelah itu hati yang panas. Bagaimana tidak, Faiq Agha Anaqi Versus Ayah Endang. Keras kepalanya gituhhh. Si Ayah yang pengen jeprat jepret and si Anak yang keukeuh ga mau di foto. Akhirnya Ayah Endang walk out dari pelataran KRB. Faiq cuma lirik orang-orang di sekitarnya. Bilang, pulang yuk mu, naik kereta lagi tapi. Eleuh..eleuh benar-benar obsesi ya naik kereta api..tutt..tutt..tuttt...


Dengan HTM 9000 rupiah, kami pun menelusuri KRB dengan penuh semangat!!!!
Berdua>>hasil jepretan Faiq Agha Anaqi
Jepretan keduanya
Narsis Ah ...
Keluarga Bahagia
Cisssss .......










Akhirnya, tepat jam 12.00 kami keluar setelah keringat peluh bercucuran, langkah kaki yang gontai dan panas yang masih menyengat. Kebun Raya Bogor indah tak terkira. Pohon-pohon masih berdiri dengan gagah dan kuat. Daunnya yang rimbun memayungi para pengunjung di dalamnya. Hanya sayang, sepanjang perjalanan masih saja ada sampah berserakan, bahkan danau yang indah harus di rusak dengan pemandangan sampah di sana sini. Meskipun KRB punya tempat sampah yang bisa dijangkau di mana pun, tetap sepertinya Mr. Sampah selalu dibuang pemiliknya tidak pada tempatnya.

Aku pun di buat terkejut ketika kami melewati jembatan. Sungai yang kukira, aku bisa turun ke bawahnya, karena ada orang lain juga di sana. Tetapi ternyata, Mr. Sampah selalu hadir di mana-mana :(

Petualangan Faiq diakhiri. Tempat makan kami sangat dekat dengan terminal BaranangSiang. Ayahnya menawarkan pake bus ya nak. Dengan sigap Faiq langsung teriak. "Ga mau, naik kereta ya yah, ya mu, naik kereta pokoknya." hmmm perjalanan Bogor-Jakarta yang singkat benerrrr. ke Bogor cuma pengen naik kereta api aja ya nak ... ^_^

Komentar

Postingan Populer