Betulkah Saling Menghadiahi Tidak Berlaku Untuk Si Kaya?

Ilustrasi. Doc. Eli Kamilah

Saat obrolan mengarah kepada "Ngga usah dikasih dia mah, mampu kok".  Apa yang Anda rasa? pernah mengalami ini? saya pernah. Dan senyum saya langsung hilang, karena merasa seperti tak layak untuk diberi.

Padahal sejauh yang saya pahami, memberi itu tak hanya kepada yang membutuhkan, tapi bisa jadi kepada dia yang kau anggap mampu dan kaya. Inilah yang dinamakan hadiah.

Salah satu hadist Nabi "Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Saling memberi hadiahlah, niscaya kalian akan saling mencintai”. (HR. Bukhari dalam al-adab al-mufrad nomor 269 dan dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)".

Saling memberi hadiah berlaku rata untuk semua. Konteksnya akan beda dengan, bersedekahlah, tolonglah saudaramu yang kesusahan. Saat kamu diberi, balaslah dengan yang lebih baik. Jika pun tak punya, balaslah dengan doa.

Kalau kita analisa menggunakan teori ilmu sharf_pada kata “تهادا” menggunakan istilah musyarakah yang artinya ada feedback dari orang yang diberi hadiah. Dan inilah yang dilakukan oleh Rasulullah. 

"Dari Abdullah bin Umar-radiallahu anhuma-ia berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Siapa yang meminta kepada kalian karena Allah, maka berikanlah, dan siapa yang mengundang kalian, maka datanglah. Dan siapa yang memberi hadiah kepada kalian, maka balaslah, jika kalian tak juga mampu maka balaslah dengan doa”. (HR. Ahmad)".

Jadi saat di posisi dinilai mampu, dan saudaramu yang diberi cenderamata, sedang kamu tidak, bukankah ini jadi diskirimasi. Tak adil membagi. Padahal yang kau kira mampu saudaramu juga. 

Kita tak pernah tahu, apa yang terjadi di belakang mata. Apa yang terlihat dan tidak. Memberi karena cinta, menumbuhkan rasa, dan mempererat silaturahmi sesama. Pola pikir ini yang seharusnya kita bina. Jangan dikira dia kaya, lantas tak butuh perhatian atau hanya sekedar cenderamata. 





Komentar

Postingan Populer