Hari itu tentang Bapak

Hari itu aku terbangun dengan mimpi buruk, segera kuusap dan berdoa, semoga itu bukan pertanda. Mimpi itu begitu jelas kurasa, mimpi tentang Bapak. Jika banyak kenangan yang aku, ibu dan ketiga adikku punya, beda dengan Bapak. Kami hanya punya sedikit kenangan bersama tentangnya, tetapi itu tak menghapus jejak perjuangan hidup bapak yang menginspirasi kami.

Hari itupun ingatanku pada Bapak tidak berhenti. Mimpi buruk kehilangannya sungguh sangatlah nyata. Alhamdulillah Bapak masih bersama kami, walau jarak yang memisahkan Bapak tetap tegar. kondisinya memang tidaklah baik, kedua mata Bapak belum sembuh sama sekali, padahal berbagai pengobatan dilakukan, sekarang Bapak hanya bisa bertawakal. Hidup bertahun-tahun di negeri orang jauh dari keluarga, menurut Bapak itu pengorbanan. Pengorbanan untuk orang tercinta.

Kasih sayang Bapak seperti tak pernah habis, di usianya yang senja, Bapak tetap bekerja keras, tak kenal lelah, andalannya adalah tenaga. Sedih memikirkan itu, bahwa usia senja dengan tenaga sangatlah bertolakbelakang dan terbatas, namun bukan Bapak jika dia hanya menyerah begitu saja. Tawakal dan do'a menjadi andalannya. Bapak memang tekun beribadah, dia akan sujud lebih lama, berpuasa dan tak kenal putus dalam berdoa, dia juga memiliki sifat penyanyang terhadap sesama, mungkin karena kesemua sifat itulah, orang-orang asing di negeri sana begitu mengandalkan Bapak, percaya dan peduli akan keberadaan Bapak.

Alhamdulillah, itulah yang aku syukuri, itulah yang aku pelajari. Ditengah keterbatasan Bapak, dia masih diijinkan bekerja, dengan banyak istirahat tanpa mengurangi penghasilannya sedikitpun, orang-orang asing itu percaya dan sangat memperhatikan Bapak, layaknya keluarganya sendiri. Terima kasih Rabbi karena Kasih dan SayangMU itu terjadi. Tetap tentang hari itu, dan hari selanjutnya aku masih teringat Bapak, ternyata dia terbaring sakit.

Ibu yang selalu menjerit hatinya ketika Bapak sakit, sendiri, terbaring tanpa anak dan istri. Hati dan jiwanya perih ketika pendamping hidup menderita, dan Ibu tak bisa berbuat banyak, kecuali berdoa, menitipkan kepada Sang Maha Pelindung, Allah Azza Wajjala. Keyakinan Ibu sungguhlah kuat, firasatnya amatlah melekat, aku teringat, dulu Ibu bercerita ketika Bapak cuti bekerja hanya untuk 3 bulan, ada hal takjub yang terjadi. Menjelang keberangkatan Bapak untuk bekerja, Ibu dengan sungguh-sungguh mewanti-wanti untuk membawa uang yang telah disiapkannya, namun Bapak menolak, dengan alasan untuk anak-anak.

Perasaan Ibu sungguh resah, berangkatlah Bapak, Berniat menaiki Bus ekonomi menuju cengkareng, tanpa Bapak sadari, Bus tersebut ternyata berlevel bisnis, Malam itu Bapak begitu kebingungan, apa yang harus dilakukan, dia berusaha tenang dan berdoa serta tawakal. Tiba-tiba ada orang yang duduk disebelah Bapak, mengajaknya berbincang sangat lama. Tidak kenal menjadi kenal,  berbincang dengan orang sekota, sesama kota kembang, tanpa meminta dan menceritakan masalahnya, Orang asing yang baru dikenalnya, membayarkan ongkos Bapak menuju Bandara. Bapak hanya termenung dan mengucapkan Terima kasih, seraya mengucap Alhamdulillah.

Bapak..cerita kesendirianmu terukir dibenakku. Bahkan keberanianmu begitu melekat. Kau harus menerima ancaman kematian, menerima terkurung dalam jeruji, menerima terkucilkan dan lain sebagainya. Alhamdulillah ketika yang diperjuangkan kebenaran, Allah selalu melindungimu, pun ketika kau jauh dari kami, kasih sayang orang-orang asing disana, semoga bisa sedikit menghiburmu.

Bapak ... kau bangkit lebih dulu, ketika kami hampir jatuh
Kau angkat kami sekuat tenaga, sampai kau topang kami erat
Tanganmu begitu kasar kuraba
Kenapa?
Oh.. Rabbi, itu karena kerja kerasnya yang mengandalkan tenaga
Matamu begitu lelah kulihat, tetapi semangatmu membara
Seperti yang sering kau bilang "Insya Allah,,Insya Allah"
Jika aku atau adik-adikku meminta sesuatu padamu, bahkan disaat kami putus asa
Kau beri kami harapan baru, sekalipun pilihan kami, tanpamu sisi
Bukan sehari ataupun dua hari
Tetapi bertahun-tahun lamanya
Bapak ... tetaplah kuat tetaplah tegar
Tetaplah sehat dan tetaplah tersenyum
Rabbi ... lindungilah Bapak selalu
Sayangilah dia, seperti rasa sayangnya yang besar pada kami
Rabbii ... berilah dia kekuatan, terutama kekuatan iman
Kesehatan dan Jauhkanlah dia dari marabahaya






Komentar

Postingan Populer