Resensi Buku

JUDUL                  : Ranah 3 Warna
                                (Buku kedua dari Trilogi Negeri 5 Menara)
PENULIS              : Ahmad Fuadi
PENERBIT           : PT Gramedia Pustaka Utama
TEBAL                  : 473 Halaman

Setelah sebelumnya Alif merantau dari Maninjau Sumatera Barat ke Ponorogo Jawa Timur untuk menuntut ilmu di Pondok Madani, tekadnya semakin kuat, impiannya semakin tinggi saja. Setelah lulus Alif bercita-cita ingin seperti Habibie, sekolah Teknologi Tinggi di Bandung setelah itu belajar keluar negeri yakni ke Amerika.

Setibanya di Kampung halaman,Alif mulai menyusun rencana hidupnya kedepan, dan segera ingin kuliah. Akan tetapi dia sadar, kalau untuk masuk Universitas, dia harus punya Ijazah SMA. Tidak hanya itu Alif pun dibuat bingung, apakah dia bisa lulus UMPTN?padahal UMPTN berisikan pelajaran-pelajaran SMA yang tak pernah dipelajarinya?akankah alif berhasil menghadapi rintangan berat itu?

Pembelajarannya selama di Pondok ternyata membersitkan sebuah senyum di bibir alif, dia sadar untuk bisa sukses dia hanya perlu melebihkan usaha sedikit saja dari orang lain. Akan tetapi badai terlalu besar untuk dilewati, Mantra Man Jadda Wajada saja ternyata tidak cukup, Untuk menjadi pemenang dia harus bisa bersungguh-sungguh dan bersabar, ingatlah dia pada Mantra kedua Man Shabara Zhafira, Siapa yang bersabar akan beruntung.

Kedua mantra tersebut menjadi bekal alif untuk mengejar impiannya, membela cita-cita dari setiap orang yang meragukannya, termasuk Randai sahabatnya sendiri dan menyakini bahwa Allah SWT Maha mendengar. Akankah setiap badai dan cita-cita bisa di lewati dan diraih alif?kemanakah nanti nasib membawa alif?Apa saja Ranah 3 warna itu? Siapa Raisa? Kenapa sampai muncul orang Indian, Michel Jordan dan Kesatria berpantun, Siapakah mereka?

Buku ini tetap membuat inspirasi bagi pembaca. Penulis mencurahkan pengalaman pahit manis dalam hidup dan apa saja yang harus diperjuangkan. Ranah 3 Warna bercerita bahwa sesungguhnya seberapapun tingginya impian dia wajib di bela habis-habisan meskipun badai yang tidak terlihat sanggup mengporakporandakan, akan tetapi hanya orang sabar dan bersungguh-sungguhlah yang akan menang.

Anda akan dibuat menyelami setiap kata demi kata dari inspirasi hidup yang menyiksa. Sabar yang awalnya pahit, bisa berbuah manis layaknya madu. Satu point yang penting adalah bahwa ini nyata dan terjadi.Pembaca diajak berkeliling dengan keindahan budaya masing-masing dari 3 ranah tersebut. Gaya penulisannya yang naratif, mengalir dengan alur maju mundur serta kisah romansa yang menggugah sekaligus menyadarkan bahwa manusia hanyalah pembuat rencana, Tuhanlah yang menentukan.

A. Fuadi berhasil menyebarkan "virus" kebaikan dan motivator ulung dalam menceritakan kisahnya yang inspiratif. Latar ataupun setting cerita tidak membuat bosan, karena selain adanya pemaparan budaya yang berbeda-beda, A Fuadi juga menyuguhkan cakrawala baru dalam setiap lini, dengan kata lain, berbagi pengalaman dengan sedetail mungkin.

Ranah 3 warna juga menyimpan kisah asmara yang panjang serta asmara yang masih menjadi misteri. Buku ini juga memberikan informasi secara tidak langsung,seperti Kanada yang kita tahu menggunakan bahasa Inggris, ternyata di satu kota penduduknya menggunakan bahasa Perancis, yang sebagian masyarakatnya tidak bisa berbicara bahasa English. Ironi bukan? Bahwa ternyata ada negeri Utopia di sana, di satu "negeri" yang penduduknya tidak perlu merasa mengunci pintu karena tidak ada kasus kejahatan dan pencurian alias Zero crime rate.

Seperti novel dwilogi pembangun jiwa "Ketika Cinta Bertasbih" yang mengajak menyucikan jiwa, menggambarkan motivasi yang mencerahkan dan memaparkan prestasi yang sebenarnya, yang tidak melulu berkutat pada nilai, penghormatan dan materi, Ranah 3 warnah memiliki kesamaan yang signifikan. Meskipun penokohan, watak  dan tema yang diangkat berbeda, keduanya merupakan buku pembangkit, memotivasi setiap pembacanya, hanya Ranah 3 warna berdasar True Stroy, kisah nyata dari orang yang sukses mengejar impiannya.

Dibandingkan dengan novel karya Habiburahman El Shirazy yang kaya akan kekhasan timur tengah, ranah 3 warna, menampilkan sisi lain dari sebuah negeri di benua Amerika sana. Anda juga akan dibuat penasaran pada buku lanjutan dari Ranah 3 Warna ini. Selamat membaca.




















Komentar

Postingan Populer