To be a Mother

Menjadi seorang Ibu itu sulit, walaupun bukan mustahil untuk dijalani. Itulah sebabnya kenapa Islam sangat menegaskan untuk berbakti pada Ibu terlebih dahulu. Nabi Saw sampai bersabda Ibumu...Ibumu..Ibumu lalu Ayahmu. Bukan untuk menyepelekan tugas ayah dan membeda-bedakan, namun memang keduanya berbeda dan memiliki porsi masing-masing.

Dulu , aku seorang anak, punya hasrat, ide, logika yang berbeda dari orang tuaku, pemikiranku melesat keluar, bagai panah yang meninggalkan busurnya. Tugasku adalah belajar dan sekolah. Sering aku tak dirumah, hingga untuk urusan rumah tangga dan tetek bengeknya, ibuku yang melakukan. Padahal semestinya aku turut campur karena aku akan menjadi seperti ibuku kelak. Sungguh Ibu mendidik kami dengan sabar,doa dan disiplin keras. Aku dan ketiga adikku harus tumbuh tanpa ayah, karena beliau harus bekerja merantau mencari nafkah. So, sendirilah Ibuku mengurus kami. Dulu, aku tak merasakan betapa berat tugas seorang ibu, dan Kini I'm a Mother, u know :). 

Big a Smile... Sabar, Sabar, Sabar, ketika aku harus menghadapi si kecil Faiq dengan tantrumnya..Huuufft benar-benar menguras energi. Empat tahun lalu aku memutuskan menikah, dan alhamdulillah sebulan kemudian diberi anugrah terindah. Baru pada 16 Februari 2008 putraku lahir bernama "Faiq Agha Anaqi". 

Luar biasa..luar biasa..luar biasa, menjadi ibu muda, yang jauh merantau dari orang tua, harus banyak ikhlas dan bersabar. Kalau anda para Bapak, akan pergi bekerja pada pagi hari, pulang menjelang sore ataupun malam, istirahat dan tidur. Dihari Sabtu minggu adalah hari libur kalian, bisa bebas pergi refreshing kemana saja. Tetapi bagi para Ibu, setiap pagi harus bangun lebih pagi dari yang lain, menyiapkan semua keperluan anggota keluarga, memasak, beres2 rumah, memandikan dan menyuapi anak, mengajaknya tidur dan membacakan cerita terlebih dahulu, mencuci baju dan piring. Setelah itu disore harinya berkutat dengan pekerjaan hidup yang sama sampai menjelang malam tiba, ketika sang anak sakit ataupun manja, tak ayal Ibu bergadang sampai pagi, dan begitulah setiap hari.

Maka dengan pekerjaan hidup yang non stop, Ibu patut diutamakan, selama dia ikhlas, karena islam mengganjar seorang wanita yang bersedia menjadi ibu dan mengurus rumah suaminya bernilai jihad, Subhanalloh! jadi ingat Ibu, I love u Mom!!!

Wajar jika seharusnya setiap Bapak ataupun para suami mendukung dan mencintai istrinya, karena itu modal "peluru" berharga untuk mengisi amunisi para istri/ibu dalam lelahnya tugas hidup. Dan akan menjadi sebab akibat jika sang Houskeeper handal diinjak tak dihargai dan tak dicintai.

Ibu adalah madrasah pertama, jika kita menyiapkan madrasah ini dengan baik, maka baiklah penerus didalamnya.











Komentar

Postingan Populer